Stojanovic,
tinggal disebuah pemakaman yang sudah kosong di komplek pemakaman di
kota Nis. Pria berusia 40 tahun ini awalnya tidur di atas kuburan,
tetapi karena cuaca yang dingin akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke
dalam kuburan yang sudah kosong.
"Saya
awalnya takut, tapi akhirnya saya sudah terbiasa tinggal di dalam
kuburan. Sekarang saya lebih takut orang yang masih hidup daripada
dengan orang yang sudah mati," kata Stojanovic.
Pria
yang dulunya bekerja sebagai pekerja konstruksi ini mengatakan bahwa
tinggal di dalam kuburan itu ia lakukan karena rumah miliknya terbakar,
ia juga harus kehilangan pekerjaannya, dan saat itu Serbia sedang
mengalami pergolakan politik. Sehingga ia tidak memiliki uang untuk
membeli rumah baru.
Tinggal
di komplek pemakaman membuatnya merasa lebih tenang dan tidak
terganggu. Kadang-kadang penduduk setempat akan membawakannya makanan
dan perlengkapan lainnya yang ia butuhkan.
Stojanovic
menghabiskan hari-harinya dengan mencari sampah dan sisa-sisa makanan.
"Saya tidak pernah mencuri apapun. Saya bahkan tidak merusak kuburan
yang saya tempati," ungkapnya
Tunawisma di Serbia
Stojanovic
adalah salah satu dari sekitar 200.000 orang tunawisma yang tinggal di
Serbia. Meskipun penduduk tunawisma relatif besar, tapi tempat
penampungan untuk orang miskin di Serbia masih kurang.
"Hanya
12 kota di Serbia yang memiliki tempat penampungan dan mereka berjuang
untuk bisa tinggal di sana dengan membayar uang sewanya," ujar salah
seorang relawan, Jokic Mirna.
Akibatnya,
sebagian besar tunawisma yang tak tertampung harus berjuang keras untuk
tetap hidup. Satu contoh, untuk sekadar mandi di tempat pemandian umum
saja harus merogoh kocek US$ 2 - Rp19.280. Uang sebanyak ini belum tentu
didapat setiap hari, walaupun ada mungkin lebih baik untuk makan.
[Sumber]
Post a Comment
Admin