SEMARANG- Angka golongan putih atau pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya saat Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2013 diperkirakan mencapai 50 persen lebih.
Hal ini dikarenakan pengenalan masing-masing pasangan calon oleh partai politik dinilai masih kurang maksimal, Senin (27/5/2013).
Pengamat Politik Universitas Diponegoro Semarang, Budi Setiyono, mengatakan, kurangnya kaderisasi dan pengenalan masing-masing pasangan calon (paslon) menjadi pemicu meningkatnya angka golput.
Masing-masing paslon terlalu menyerahkan sosialisasi mereka kepada masing-masing partai pendukung.
“Angka golput diperkirakan mencapai 50 persen, ini tandanya sosialisasi kampanye mereka masih kurang sehingga para pemilih tidak mengenal calon-calonnya,” ungkap Budi.
Seharusnya tiap-tiap paslon bisa lebih memperkenalkan diri kepada para pemilih, sehingga bisa meminimalisir angka golput.
“Pasangan calon seperti Bibit-Sudijono terlalu menyerahkan sosialisasi diri mereka kepada tim sukses dan partai pengusung, sehingga pengenalan para pemilih kepada keduanya dirasa sangat kurang. Hal yang sama juga terjadi pada pasangan HP-Don,”ujarnya
Sebelumnya, survei Jaringan Survei Indonesia (JSI) mencatat angka pemilih Jateng yang golput mencapai 51,01 persen dari total data masuk sebesar 90,25 persen (361 TPS).
Dari penghitungan cepat tersebut pasangan Ganjar-Heru memimpin perolehan suara sebesar 48,35 persen, Bibit-Sudijono mendapat 30,33 persen, dan HP-Don mendapat 21,23 persen.
Hal ini dikarenakan pengenalan masing-masing pasangan calon oleh partai politik dinilai masih kurang maksimal, Senin (27/5/2013).
Pengamat Politik Universitas Diponegoro Semarang, Budi Setiyono, mengatakan, kurangnya kaderisasi dan pengenalan masing-masing pasangan calon (paslon) menjadi pemicu meningkatnya angka golput.
Masing-masing paslon terlalu menyerahkan sosialisasi mereka kepada masing-masing partai pendukung.
“Angka golput diperkirakan mencapai 50 persen, ini tandanya sosialisasi kampanye mereka masih kurang sehingga para pemilih tidak mengenal calon-calonnya,” ungkap Budi.
Seharusnya tiap-tiap paslon bisa lebih memperkenalkan diri kepada para pemilih, sehingga bisa meminimalisir angka golput.
“Pasangan calon seperti Bibit-Sudijono terlalu menyerahkan sosialisasi diri mereka kepada tim sukses dan partai pengusung, sehingga pengenalan para pemilih kepada keduanya dirasa sangat kurang. Hal yang sama juga terjadi pada pasangan HP-Don,”ujarnya
Sebelumnya, survei Jaringan Survei Indonesia (JSI) mencatat angka pemilih Jateng yang golput mencapai 51,01 persen dari total data masuk sebesar 90,25 persen (361 TPS).
Dari penghitungan cepat tersebut pasangan Ganjar-Heru memimpin perolehan suara sebesar 48,35 persen, Bibit-Sudijono mendapat 30,33 persen, dan HP-Don mendapat 21,23 persen.
Post a Comment
Admin