TOKYO - Jepang dilaporkan akan menandatangani perjanjian pengiriman pesawat amfibi ke India dalam waktu dekat ini. Pengiriman itu menjadi transaksi kendaraan militer pertama yang mereka lakukan tepat setelah larangan perdagangan senjata diberlakukan.
Dalam kunjungan empat harinya ke Tokyo, Perdana Menteri India Manmohan Singh mulai menyampaikan keinginannya untuk membelui pesawat US-2 yang pernah digunakan oleh angkatan bersenjata Jepang. Penjualan itu merupakan penjualan produk industri pertahanan Jepang pertama ke luar negeri karena Jepang selama ini dilarang menjual senjata-senjata ke negara lain.
Penjualan itu juga menandakan penguatan terhadap aliansi Jepang dan India yang selama ini cukup khawatir dengan peningkatan kekuatan militer China. Kedua negara itu memang memiliki pendapat, peningkatan kekuatan China bisa mengancam stabilitas regional. Demikian, seperti diberitakan AFP, Senin (27/5/2013).
Para pakar menilai, pesawat amfibi itu "wajib" digunakan untuk kepentingan sipil agar penjualannya tidak dianggap melanggar Konstitusi Jepang mengenai larangan ekspor senjata. US-2 merupakan produk yang dibangun oleh Industri ShinMaywa dan dijual ke Angkatan Laut Jepang senilai jutaan dolar Amerika Serikat. Pesawat itu bisa mendarat di lautan yang sedang digunacang ombak.
Pesawat itu juga bisa digunakan untuk operasi penanggulangan bencana dan pencarian korban. Beberapa fitur militer di pesawat itu juga akan dinonaktifkan.
ShinMaywa membuka kantor penjualannya di Kota New Delhi pada 2012. Dan pada saat itulah, mereka mempromosikan produk-produk pesawatnya yang cukup berkualitas.
Saat ini, Negeri Sakura memang mulai memperluas penjualannya di bidang industri perdagangan. Mereka dikabarkan sempat mengekspor teknologi dan beberapa perangkat militer. Meski demikian, mereka belum pernah mengirim senjata atau kendaraan tempur yang sudah siap pakai.
Dalam kunjungan empat harinya ke Tokyo, Perdana Menteri India Manmohan Singh mulai menyampaikan keinginannya untuk membelui pesawat US-2 yang pernah digunakan oleh angkatan bersenjata Jepang. Penjualan itu merupakan penjualan produk industri pertahanan Jepang pertama ke luar negeri karena Jepang selama ini dilarang menjual senjata-senjata ke negara lain.
Penjualan itu juga menandakan penguatan terhadap aliansi Jepang dan India yang selama ini cukup khawatir dengan peningkatan kekuatan militer China. Kedua negara itu memang memiliki pendapat, peningkatan kekuatan China bisa mengancam stabilitas regional. Demikian, seperti diberitakan AFP, Senin (27/5/2013).
Para pakar menilai, pesawat amfibi itu "wajib" digunakan untuk kepentingan sipil agar penjualannya tidak dianggap melanggar Konstitusi Jepang mengenai larangan ekspor senjata. US-2 merupakan produk yang dibangun oleh Industri ShinMaywa dan dijual ke Angkatan Laut Jepang senilai jutaan dolar Amerika Serikat. Pesawat itu bisa mendarat di lautan yang sedang digunacang ombak.
Pesawat itu juga bisa digunakan untuk operasi penanggulangan bencana dan pencarian korban. Beberapa fitur militer di pesawat itu juga akan dinonaktifkan.
ShinMaywa membuka kantor penjualannya di Kota New Delhi pada 2012. Dan pada saat itulah, mereka mempromosikan produk-produk pesawatnya yang cukup berkualitas.
Saat ini, Negeri Sakura memang mulai memperluas penjualannya di bidang industri perdagangan. Mereka dikabarkan sempat mengekspor teknologi dan beberapa perangkat militer. Meski demikian, mereka belum pernah mengirim senjata atau kendaraan tempur yang sudah siap pakai.
Post a Comment
Admin