Fama Gulz - Simon Santoso mempersembahkan gelar juara Djarum Indonesia Open Super
Series Premier 2012 untuk almarhum ayah tercintanya. Pebulutangkis
tunggal putra andalan Indonesia itu tak lupa berterima kasih atas
dukungan setia suporter Merah Putih.
Kemenangan ini terasa begitu spesial bagi Simon. Sebab, ini kali pertama pemain kelahiran Tegal itu menjuarai Indonesia Open. Ia pun mempersembahkan gelar juara ini untuk ayah tercintanya yang sudah meninggal dunia.
“Saya persembahkan gelar juara ini untuk almarhum ayah. Saya juga berterima kasih atas dukungan pelatih, keluarga dan seluruh suporter, (motivator) Andrie Wongso, juga bantuan semua yunior di pelatnas,” ujar Simon saat jumpa pers usai pertandingan, Minggu 17 Juni 2012.
Pada babak final di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Simon meraih juara setelah mengalahkan tunggal putra China, Du Pengyu. Pemilik peringkat sembilan dunia itu memenangi pertarungan tiga set, 21-18, 13-21 dan 21-11, selama 1 jam 19 menit.
Simon menuturkan, tidak mudah baginya untuk menundukkan Pengyu yang saat ini menempati satu peringkat di bawahnya. Terlebih saat set kedua yang dimenangi Pengyu.
“Di set kedua, saya memang ragu-rau, antara menyerang atau bertahan. Setelah tertinggal jauh, saya lepas saja dan memilih fokus untuk set ketiga,” kata Simon.
“Pengyu memiliki kemampuan bertahan yang kuat. Saya harus siap capek karena dia juga tipe pemain yang ulet. Yang penting saya harus tetap fokus dan sabar menghadapi dia.”
Simon menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang juara di turnamen tahunan ini. Ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir gagal lantaran takluk oleh pasangan Thailand, Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam, 21-17, 17-21 dan 21-13.
Kemenangan ini terasa begitu spesial bagi Simon. Sebab, ini kali pertama pemain kelahiran Tegal itu menjuarai Indonesia Open. Ia pun mempersembahkan gelar juara ini untuk ayah tercintanya yang sudah meninggal dunia.
“Saya persembahkan gelar juara ini untuk almarhum ayah. Saya juga berterima kasih atas dukungan pelatih, keluarga dan seluruh suporter, (motivator) Andrie Wongso, juga bantuan semua yunior di pelatnas,” ujar Simon saat jumpa pers usai pertandingan, Minggu 17 Juni 2012.
Pada babak final di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Simon meraih juara setelah mengalahkan tunggal putra China, Du Pengyu. Pemilik peringkat sembilan dunia itu memenangi pertarungan tiga set, 21-18, 13-21 dan 21-11, selama 1 jam 19 menit.
Simon menuturkan, tidak mudah baginya untuk menundukkan Pengyu yang saat ini menempati satu peringkat di bawahnya. Terlebih saat set kedua yang dimenangi Pengyu.
“Di set kedua, saya memang ragu-rau, antara menyerang atau bertahan. Setelah tertinggal jauh, saya lepas saja dan memilih fokus untuk set ketiga,” kata Simon.
“Pengyu memiliki kemampuan bertahan yang kuat. Saya harus siap capek karena dia juga tipe pemain yang ulet. Yang penting saya harus tetap fokus dan sabar menghadapi dia.”
Simon menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang juara di turnamen tahunan ini. Ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir gagal lantaran takluk oleh pasangan Thailand, Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam, 21-17, 17-21 dan 21-13.
Post a Comment
Admin