Dua bom yang meledak di Boston Marathon, Boston, Massachusetts, AS, menewaskan 2 orang. Saat ini dilaporkan 90 orang dirawat di sejumlah rumah sakit.
Seperti diberitakan CNN, Senin (15/4/2013) waktu setempat, saat ledakan terjadi kebanyakan orang terluka berada pada jarak 50-100 meter dari ledakan.
Bom meledak di dekat garis finish. Bom membuat ribuan peserta lari marathon panik dan berhamburan. Kaca-kaca gedung pecah.
Ledakan di dekat garis finish Boston Marathon terjadi pukul 14.50 waktu setempat. Dilaporkan 2 orang meninggal dan 23 lainnya terluka.
Selang beberapa waktu kemudian, bom juga meledak di perpustakaan John F Kennedy yang letaknya 3 mil dari garis finish lomba marathon.
Berikut foto-fotonya :
Pelaku serangan bom Boston diduga menggunakan bom pipa. Hal itu terungkap setelah ahli bom Amerika Serikat (AS) Fred Burton memeriksa rekaman ledakan.
Burton menyatakan, asap ledakan dalam serangan bom Boston sangat mirip dengan asap ledakan yang ditimbulkan oleh bom pipa. Dia juga menduga bom pipa itu berisi bubuk mesiu berkekuatan tinggi,
“Tidak sulit untuk membuat bom pipa, namun untuk membuatnya berfungsi butuh latihan beberapa kali,” ujar Burton, seperti dikutip US News, Selasa (16/4/2013).
Burton adalah mantan agen khusus yang bertugas menjaga keamanan kedutaan milik Pemerintah AS di luar negeri. Dia pernah membantu aparat menyelidiki peritiwa pengeboman gedung WTC tahun 1993 silam.
“Pelaku bom sangat pintar memilih target. Lomba maraton itu dihadiri banyak orang, kekacauan besar pasti terjadi saat bom meledak,” terang Burton.
Hingga kini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom tersebut. Pihak kepolisian sendiri masih mencari petunjuk yang dapat mengarahkan mereka ke pelaku serangan.
Pakar terorisme Amerika Serikat (AS) menilai, ada tiga pihak yang bisa disalahkan atas tragedi bom Boston. Namun pakar itu cukup yakin, bom yang meledak di Boston adalah menjadi ulah kelompok teroris di dalam negeri.
Menurut pakar terorisme dari Centre for the Study of Radicalisation, JM Berger, ada tiga pihak yang berkaitan dengan peristiwa bom itu. Mereka adalah kelompok teroris internasional, organisasi domestik, atau seorang psikopat.
Namun Berger berpendapat, waktu dan tempat dari ledakan itu menunjukan bahwa pelaku mencoba menarik atensi media. Berger cukup yakin, ledakan itu adalah ulah warga AS.
"Ini bisa dikatakan sebagai ulah teroris dalam negeri," ujar Berger, sambil menyebut insiden di Waco pada 1993, ketika para ekstrimis AS dikepung oleh aparat keamanan, seperti dikutip ABC, Selasa (16/4/2013).
"Meskipun demikian, ini adalah Hari Patriot, yang dipandang sebagai hari bersejarah. Ini juga merupakan Hari Pajak dan ada kejadian teror yang berkaitan dengan hari-hari itu," imbuhnya.
Berger menambahkan, serangan itu tidak akan mengandung motif politik bila memang benar bahwa pelaku adalah seorang psikopat. Seorang pelaku yang mengalami gangguan mental bisa saja merupakan seorang penyuka ledakan dan tidak memiliki agenda politik.
Sejauh ini, Biro Investigasi Federal (FBI) dan beberapa badan keamanan AS lainnya masih memburu bukti-bukti dan juga pelaku bom itu. Seorang akademisi AS pun berpendapat, upaya pencarian fakta dalam insiden ini adalah tugas yang sangat sulit.
Serangan bom terorganisir ini menjadi serangan terburuk yang pernah menyerang AS setelah tragedi 9/11. Presiden Barack Obama juga tampak berhati-hati dalam kasus ini.
Situasi mengerikan setelah ledakan bom pada saat lomba lari maraton di Boston, Amerika Serikat (AS) terus bermunculan. Seorang warga mengaku melihat salah satu kaki korban ledakan melayang di atas kepalanya.
"Kaki korban melayang di atas kepala saya. Saya menggunakan ikat pinggang untuk menghentikan pendarahan korban itu," jelas seorang warga, John Ross, seperti dikutip Boston Herald, Selasa (16/4/2013).
Kondisi mengerikan di lokasi kejadian diakui pula oleh para petugas medis yang bertugas membantu para korban. "Luka yang dialami para korban benar-benar mengerikan. Apa yang mereka alami sangat parah," tutur seorang petugas medis Alicia Shambo.
Sedangkan seorang veteran perang Afghanistan tidak percaya hal ini bisa terjadi di tempat tinggalnya. Mantan prajurit AS itu pun turut serta dalam lomba maraton tersebut.
"Saya pernah bolak-balik Afghanistan lima kali dan Irak dua kali. Saya tidak percaya apa yang terjadi di kedua negara itu, terjadi pula di sini," tuturnya.
Pemerintah AS sendiri menyebut pengeboman ini sebagai sebuah serangan teroris. Tetapi mereka belum mengetahui siapa pelaku di balik serangan bom yang merusak pelaksanaan lomba lari maraton Boston tersebut.
Peristiwa pengeboman ini mempersulit posisi Presiden Barack Obama. Sebelumnya, Obama mengutamakan agenda keamanan dalam negeri pada masa periode kedua pemerintahannya. Agenda tersebut termasuk pengendalian senjata yang beredar di dalam Negeri Paman Sam.
Seperti diberitakan CNN, Senin (15/4/2013) waktu setempat, saat ledakan terjadi kebanyakan orang terluka berada pada jarak 50-100 meter dari ledakan.
Bom meledak di dekat garis finish. Bom membuat ribuan peserta lari marathon panik dan berhamburan. Kaca-kaca gedung pecah.
Ledakan di dekat garis finish Boston Marathon terjadi pukul 14.50 waktu setempat. Dilaporkan 2 orang meninggal dan 23 lainnya terluka.
Selang beberapa waktu kemudian, bom juga meledak di perpustakaan John F Kennedy yang letaknya 3 mil dari garis finish lomba marathon.
Berikut foto-fotonya :
Pelaku serangan bom Boston diduga menggunakan bom pipa. Hal itu terungkap setelah ahli bom Amerika Serikat (AS) Fred Burton memeriksa rekaman ledakan.
Burton menyatakan, asap ledakan dalam serangan bom Boston sangat mirip dengan asap ledakan yang ditimbulkan oleh bom pipa. Dia juga menduga bom pipa itu berisi bubuk mesiu berkekuatan tinggi,
“Tidak sulit untuk membuat bom pipa, namun untuk membuatnya berfungsi butuh latihan beberapa kali,” ujar Burton, seperti dikutip US News, Selasa (16/4/2013).
Burton adalah mantan agen khusus yang bertugas menjaga keamanan kedutaan milik Pemerintah AS di luar negeri. Dia pernah membantu aparat menyelidiki peritiwa pengeboman gedung WTC tahun 1993 silam.
“Pelaku bom sangat pintar memilih target. Lomba maraton itu dihadiri banyak orang, kekacauan besar pasti terjadi saat bom meledak,” terang Burton.
Hingga kini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom tersebut. Pihak kepolisian sendiri masih mencari petunjuk yang dapat mengarahkan mereka ke pelaku serangan.
Pakar terorisme Amerika Serikat (AS) menilai, ada tiga pihak yang bisa disalahkan atas tragedi bom Boston. Namun pakar itu cukup yakin, bom yang meledak di Boston adalah menjadi ulah kelompok teroris di dalam negeri.
Menurut pakar terorisme dari Centre for the Study of Radicalisation, JM Berger, ada tiga pihak yang berkaitan dengan peristiwa bom itu. Mereka adalah kelompok teroris internasional, organisasi domestik, atau seorang psikopat.
Namun Berger berpendapat, waktu dan tempat dari ledakan itu menunjukan bahwa pelaku mencoba menarik atensi media. Berger cukup yakin, ledakan itu adalah ulah warga AS.
"Ini bisa dikatakan sebagai ulah teroris dalam negeri," ujar Berger, sambil menyebut insiden di Waco pada 1993, ketika para ekstrimis AS dikepung oleh aparat keamanan, seperti dikutip ABC, Selasa (16/4/2013).
"Meskipun demikian, ini adalah Hari Patriot, yang dipandang sebagai hari bersejarah. Ini juga merupakan Hari Pajak dan ada kejadian teror yang berkaitan dengan hari-hari itu," imbuhnya.
Berger menambahkan, serangan itu tidak akan mengandung motif politik bila memang benar bahwa pelaku adalah seorang psikopat. Seorang pelaku yang mengalami gangguan mental bisa saja merupakan seorang penyuka ledakan dan tidak memiliki agenda politik.
Sejauh ini, Biro Investigasi Federal (FBI) dan beberapa badan keamanan AS lainnya masih memburu bukti-bukti dan juga pelaku bom itu. Seorang akademisi AS pun berpendapat, upaya pencarian fakta dalam insiden ini adalah tugas yang sangat sulit.
Serangan bom terorganisir ini menjadi serangan terburuk yang pernah menyerang AS setelah tragedi 9/11. Presiden Barack Obama juga tampak berhati-hati dalam kasus ini.
Situasi mengerikan setelah ledakan bom pada saat lomba lari maraton di Boston, Amerika Serikat (AS) terus bermunculan. Seorang warga mengaku melihat salah satu kaki korban ledakan melayang di atas kepalanya.
"Kaki korban melayang di atas kepala saya. Saya menggunakan ikat pinggang untuk menghentikan pendarahan korban itu," jelas seorang warga, John Ross, seperti dikutip Boston Herald, Selasa (16/4/2013).
Kondisi mengerikan di lokasi kejadian diakui pula oleh para petugas medis yang bertugas membantu para korban. "Luka yang dialami para korban benar-benar mengerikan. Apa yang mereka alami sangat parah," tutur seorang petugas medis Alicia Shambo.
Sedangkan seorang veteran perang Afghanistan tidak percaya hal ini bisa terjadi di tempat tinggalnya. Mantan prajurit AS itu pun turut serta dalam lomba maraton tersebut.
"Saya pernah bolak-balik Afghanistan lima kali dan Irak dua kali. Saya tidak percaya apa yang terjadi di kedua negara itu, terjadi pula di sini," tuturnya.
Pemerintah AS sendiri menyebut pengeboman ini sebagai sebuah serangan teroris. Tetapi mereka belum mengetahui siapa pelaku di balik serangan bom yang merusak pelaksanaan lomba lari maraton Boston tersebut.
Peristiwa pengeboman ini mempersulit posisi Presiden Barack Obama. Sebelumnya, Obama mengutamakan agenda keamanan dalam negeri pada masa periode kedua pemerintahannya. Agenda tersebut termasuk pengendalian senjata yang beredar di dalam Negeri Paman Sam.
Post a Comment
Admin